Panduan Islam dalam Berinteraksi dengan Non-Muslim
![]() |
interaksi antar umat beragama |
Islam mengajarkan umatnya untuk berinteraksi dengan semua manusia secara baik, termasuk dengan non-Muslim. Prinsip ini didasarkan pada beberapa ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya penghormatan dan keadilan dalam pergaulan.
Dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal, dengan ketakwaan sebagai tolok ukur kemuliaan di sisi-Nya.
Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk memutus hubungan, melainkan kesempatan untuk saling memahami.
Selain itu, Q.S. Al-Mumtahanah ayat 8-9 mengajarkan bahwa Allah tidak melarang berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi umat Islam dalam urusan agama dan tidak mengusir mereka dari kampung halaman.
Keadilan dan kebaikan harus menjadi landasan dalam berinteraksi dengan siapa pun, selama mereka tidak menunjukkan permusuhan.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap keyakinan lain, Islam melarang mencaci maki sesembahan yang disembah selain Allah, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-An'am ayat 108.
Hal ini untuk mencegah timbulnya penghinaan balik terhadap Allah tanpa dasar pengetahuan.
Majelis Tarjih Muhammadiyah menyimpulkan bahwa dalam aspek kemasyarakatan yang tidak menyangkut ibadah khusus, umat Islam diperbolehkan berhubungan baik dengan non-Muslim.
Namun, dalam hal peribadatan, prinsip "bagimu agamamu, dan bagiku agamaku" (Q.S. Al-Kafirun: 6) harus dijunjung tinggi, dengan saling menghormati hak dan keyakinan masing-masing.
Dengan demikian, Islam mendorong umatnya untuk membangun hubungan harmonis dengan semua pihak, berdasarkan penghormatan, keadilan, dan pengertian, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip akidah yang dianut.
sumber: fatwatarjih.or.id
Post a Comment
2. Komentar sensitif akan dihapus
3. Gunakan bahasa yang sopan dan saling menghargai perbedaan pendapat dan sudut pandang