Yang Masih Meremehkan Salat Kalian Harus Baca ini!
Saya kemarin khutbah jumat di sekolah dihadapan para siswa, kepada mereka, saya sampaikan tentang "Nasihat Bagi yang Masih Meremehkan Shalat".
Tema ini menjadi urgen untuk membentengi generasi z dari pengaruh luar dan keraguan tentang pentingnya salat. Sebagian besar isi khutbah ini dikutip dari rumaysho.com.
Dan pada postingan kali ini saya tidak buat versi lengkap dari mulai pembukaan khutbah satu dan khutbah dua. Saya hanya posting bagian isinya saja sebagai berikut:
Allah SWT dalam Al-Qur'an berulang kali menegaskan pentingnya shalat. Shalat adalah tiang agama, pemisah antara seorang Muslim dengan kekafiran, dan merupakan salah satu pilar utama dalam membangun hubungan yang kuat dengan Allah SWT. Namun, sayangnya masih ada di antara kita yang masih meremehkan nilai dan pentingnya shalat.
Meremehkan shalat adalah tindakan yang sangat disesali dalam Islam. Kita mungkin memiliki alasan yang beragam untuk melalaikan shalat, mulai dari kesibukan dunia hingga keterbatasan waktu. Namun, kita harus menyadari bahwa tidak ada alasan yang sah untuk meremehkan kewajiban kita kepada Allah SWT.
Ketika kita meremehkan shalat, kita sebenarnya meremehkan Allah SWT sendiri. Kita mengabaikan panggilan-Nya untuk mendekatkan diri kepada-Nya lima kali sehari.
Padahal, Allah SWT dengan kemurahan-Nya memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita dengan-Nya melalui shalat.
Ma'asyiral muslimin rohimakumullah
Shalat bukanlah sekedar rutinitas ibadah yang harus dipenuhi, tetapi merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbaiki diri, dan memperoleh ketenangan serta keberkahan dalam hidup ini. Dengan shalat, kita dapat memperkuat ikatan spiritual kita dengan Sang Pencipta, menghadapi cobaan hidup dengan lebih tegar, dan memperoleh kebahagiaan hakiki.
Kedudukan Salat Dalam Islam
Kita lihat bagaimana kedudukan shalat dalam Islam agar kita semakin sadar akan pentingnya shalat sehingga bisa terus menjaganya.
Pertama, shalat adalah tiangnya Islam.
Dalam hadits Mu’adz radhiyallahu ‘anhu disebutkan:
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
“Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya adalah jihad.” (HR. At-Tirmiżī no. 2616, hasan).
Yang namanya tiang suatu bangunan jika ambruk, maka ambruk pula bangunan tersebut. Sama halnya pula dengan bangunan Islam.
Kedua, shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab.
Amalan seseorang bisa dinilai baik buruknya dinilai dari shalatnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaraka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut terdapat amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
Ketiga, shalat adalah bagian dari rukun Islam.
Dalam Hadits dikatakan:
"Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh Khottob radiallahuanhuma dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.
(Shahih Bukhari no 8, Shahih Muslim no 16).
Keempat, saking pentingnya shalat, keluarga pun diajak untuk shalat.
Allah Ta’ala berfirman:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا (54) وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur`an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Rabbnya. ” (QS. Maryam: 54-55).
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur sepuluh tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud, no. 495, sahih)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan tentang shalat pada suatu hari, di mana beliau bersabda:
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ
“Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nanti di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, hasan)
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:
1. Siapa yang sibuk dengan harta sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Qarun.
2. Siapa yang sibuk dengan kerajaannya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Fir’aun.
3. Siapa yang sibuk dengan kekuasaan sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Haman (menterinya Fir’aun).
4. Siapa yang sibuk dengan perdagangan sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan shalat sebagai prioritas utama dalam hidup kita. Sediakanlah waktu, tempat, dan hati yang khusyu' untuk menjalankan shalat lima waktu dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Jangan biarkan kesibukan dunia atau godaan syaitan menghalangi kita untuk melaksanakan kewajiban kita kepada Allah SWT.
Jika kita masih meremehkan shalat, marilah kita renungkan kembali makna dan tujuan sejati dari ibadah ini. Mari kita perbaiki diri, tingkatkan kesadaran kita akan pentingnya shalat, dan jadikan shalat sebagai kebutuhan utama dalam kehidupan kita.
Khutbah kedua
Sebagai penutup, marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan keteguhan hati dalam menjalankan shalat dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua dan menjadikan shalat sebagai penyejuk hati dan penuntun hidup kita. Amin.
Dilanjutkan doa...
2. Komentar sensitif akan dihapus
3. Gunakan bahasa yang sopan dan saling menghargai perbedaan pendapat dan sudut pandang