Ust. Hami Mujadid Berbicara Waktu, Begini Katanya !
Beberapa waktu lalu SMA Muhammadiyah 2 Surakarta menggelar pengajian umum yang diikuti oleh semua warga SMA Muhammadiyah 2 Surakarta melalui saluran google meet, zoom dan youtube, senin (8/21).
Dalam sambutannya Kepala sekolah Sri Darwati, S.Pd, M.Pd memberikan pesan moral "Intropeksi diri dari tahun sebelumnya, misalkan kita tingkatkan shalat kita, kita tinggalkan pula perbuatan yang dilarang oleh syariat. Kalau tahun 1443 H sama dengan tahun sebelumnya, maka kita rugi, katanya".
Jangan tunda shalat kalian, karena Allah tidak menunda ajalnya, begitu pesan Kepala Sekolah dengan menutup pembicaraannya.
Sementara dalam kajian tersebut banyak berbicara tentang waktu. Ust. Hami Mujadid, S.Ag selaku narasumber mengawali pembicaraannya dengan membaca QS. at-taubah : 36
Yang intinya Allah menciptakan waktu sejak diciptakannya langit dan bumi, dan Allah nyatakan dalam 1 tahun itu 12 bulan, katanya.
Lalu ia melanjutkan bahwa waktu adalah batas, Allah menetapkan waktu karena ada batas awal dan akhirnya. Dan Allah sendiri tidak terikat oleh waktu. Biacara waktu maka bicara tentang tugas atau pekerjaan, nah apa pekerjaan manusia? yaitu beribadah kepada Allah, ucapnya.
Orang yang merasa waktunya bermanfaat, padahal dia habiskan hanya untuk cari harta, sampai lupa beribadah maka waktunya dikatakan mubazir dan sia-sia, ucap Ust. Hami yang juga pembicara aktif di Masjid Rata Fatimah Surakarta.
Beliau menambahkan bahwa mubazir itu adalah orang yang buang-buang waktu, tidak ada kaitannya dengan makan dan minum. Maka dalam al-Qur'an Allah banyak menceritakan tentang waktu. Dalam surat al-asr, waktu yang sia-sia adalah tidak meningkatkannya dalam kebaikan, bukan hubungannya dengan meningkatnya pangkat, jabatan, dan lain-lain yang berkaitan dengan dunia namun makin tua dan bertambahnya usia maka meningkatnya ibadah kepada Allah, pungkasnya.
Muharram ini oleh orang jawa dijadikan bulan syirik, Islam menjadikan muharam sebagai ibadah, sedekah, shalat malam, bahkan ibadah nikah yang merupakan bagian dari ibadah. Jangan dibilang jadi bulan setan, ini dan itu tidak boleh dan lain-lain, katanya disambut audience antusias.
Waktu itu fokusnya ibadah bukan yang lain, selain itu adalah sebagai sarana bukan tujuan. Kalau mau jadi mulia, mulaiakan dirimu dengan takwa, tuturnya.
Jadikan pangkat jabatan biar masuk surga bukan malah sebaliknya jadi masuk neraka. Banyak anak-anak masuk surga karena orang tua, bahkan sebaliknya karena tidak memuliakan orang tua malah masuk neraka.
Orientasi sukses itu akhirat bukan dunia, carilah ridha Allah.
Post a Comment
2. Komentar sensitif akan dihapus
3. Gunakan bahasa yang sopan dan saling menghargai perbedaan pendapat dan sudut pandang